Mengingatmu sebagai salah satu orang yang berhasil melepas
tawaku selepas-lepasnya.
Membahagiakanku dengan caramu sendiri.
Indah itu kataku setelah bersamamu.
Aku senang ada kamu,sumpah demi tuhan aku sangat senang.
Tapi senangku berubah ketika kamu tidak ada.
Tidak ada bersamaku.
Kamu pergi dengan caramu, pergi yang tidak kusukai.
Kamu pergi tanpa salam.
Kamu berlalu, sedangkan aku masih menunggu.
Sampai kapan? Sampai nanti kamu memberi tau bahwa kamu akan
menetap dihatiku.
Mungkin tidak mungkin, tapi aku hanya manusia yang suka
dengan hal tidak mungkin.
Aku kecewa...
Tapi sumpah aku ga kecewa sama kamu, karena kamu hal yang
paling indah.
Tapi aku sangat kecewa terhadap diriku sendiri, yang menaruh
harapan besar terhadap dirimu.
Padahal aku tau perihnya sebuah pengharapan. Bahkan kita tau
sebuah pengharapan yang berakhir jika indah maka akan indah banget, atau sebaliknya.
Kekecewaan ku hanya dirasa dihati tidak dengan bibir yang
selalu tersenyum manis untuk dunia.
karena hanya bibir yang lebih sering membantu hati agar tidak
terlihat betapa kecewanya hati.
dulu aku fikir kamu yang bodoh telah meninggalkanku,
ternyata setelah aku berkaca.
Akulah yang paling bodoh telah mengharapkanmu.
Waktu itu kamu sempat membuat hati ini sehat, namun kamu
membuatnya sakit bahkan lumpuh.
Kamu tidak perlu memulihkannya, aku hanya butuh waktu yang
memulihkannya, selebihnya biar aku aja yang tanggung jawab atas ulahku ini.
Ini ulahku memang, mempercayakan diriku seakan-akan perasaan
kita sama.
Sama-sama menaruh perasaan yang sama.
Kita tidak akan menjadi kita..
Karena kamu hanya datang untuk mencari secercah tawa, tidak dengan aku yang mencari bahagia.
Esok sampai seterusnya kamu masih dibagian terindah di dalam
hidupku.
Dari aku yang merindu.
Dugaan gua ketebak, blog diperbaiki lagi. Asik. ada blog arafah ampe gua mendapat secercah cahaya untuk terus menulis seputar arafah. tapi elu harus aktif nulis ya, hehe...
BalasHapusBtw,,, postingan dulu udah gak ada ya??? hahaha. gua sempat baca kisah elu yang dulu, ehem ehem... tapi syukur lah udah hapus. yang lalu biarlah ngambang di tepian sungai...
Kalo elu siap aktif nulis, gua siap memarketingkan blog elu...
Aku ikut larut dalam bingkai "Surat Duka" kamu, kisah cinta masa lalumu (@wanitapadangkesucian). Kamu rangkai-rangkai dengan perih dan sedih, sampai aku tercekit suasanamu. Aku tahu, sakit hati tiadalah mudah terobati. Tapi kamu perlu mengerti kisah lalu yang menyakitkan hanya jaringan pikiran yang belum terpatri utuh. Aku paham, kamu masih terbayang betapa kejam cinta menusuk gelembung harapmu yang tengah membesar. Tapi, sadarlah, besar hatilah, bahwa dunia penuh warna. Bahagialah dengan masa kinimu. (bagian dari rencana fiksi komedi "Aku, Arafah Dan Cinta Segitiga")
BalasHapus